“…Dengan karunia dari Allah, Tabarak telah menghafal Al-Qur`an secara sempurna”, demikian sambutan Dr Kamil Labudi, pegawai farmasi, ketika berbicara tentang anaknya yang masih berusia empat setengah tahun dan telah mampu menghafal al-Qur`an 30 juz dalam kurun satu setengah tahun.
Tabarak, demikian orang tuanya menamainya. Nama ini diberikan setelah Kamil, sang Ayah, bermimpi pada saat istrinya, Rasha Gayar, dikunjungi oleh ayat "tabarokalladzy Biyadihil Mulk"
Hal ini membuat Kamil memutuskan untuk menamai anaknya yang kelak akan lahir dengan nama Tabarak, baik ia laki-laki maupun perempuan.
Tabarak, demikian orang tuanya menamainya. Nama ini diberikan setelah Kamil, sang Ayah, bermimpi pada saat istrinya, Rasha Gayar, dikunjungi oleh ayat "tabarokalladzy Biyadihil Mulk"
Hal ini membuat Kamil memutuskan untuk menamai anaknya yang kelak akan lahir dengan nama Tabarak, baik ia laki-laki maupun perempuan.
Kamil mengatakan, “Anakku telah menghafal surah al-fatihah dan muawwizatain (an-nas dan al-falaq) ketika usianya belum genap dua tahun. Aku mengambil kesempatan dari kesukaannya akan buah zaitun untuk terus mengulang-ulang membaca surah at-Tin. Aku terus mengulang-ulangi membacakan surah ini selama ia memakan biji-bijian zaitun.” Tabarak menghubungkan kata thuri siinin dalam surah at-tin dengan isyarat giginya untuk mencerna ayat-ayat dengan mudah. Selain itu, secara polos dan kekanakak-kanakan, Tabarak mengatakan secara spontan bahwa ia mengaku tidak mengikuti film kartun, “Saya tidak ingin menontonnya (film kartun) karena ini membuat anak-anak memukul saudara-saudara mereka”, ujar Tabarak. Ia juga memandang bahwa film-film tersebut mengajarkan jiwa mereka terutama karena anak-anak sering meniru apa yang ia lihat di depan layar televisi.
Rasha mengatakan, “Kami mendapati kemampuan Tabarak sebagai penghafal Al-Qur`an sejak ia masih berusia dua setengah tahun. Ketika itu, kami menghadiri sebuah acara salah seorang rekan kami. Ketika itu, ia (Tabarak) menolak untuk ikut menyanyi dengan anak-anak lainnya. Yang kemudian membuat kami terkejut karena ia mampu mengulangi lirik lagu itu enam bulan setelah kejadian tersebut.”
Pada awal pernikahan, kedua orang tua Tabarak sepakat untuk mengikuti program khusus menghafal Al-Quran. Keduanya mampu menghapal tujuh juz: juz Tabarak dan juz Amma, surah al-Fatihah hingga surah an-Nisa. Hingga kemudian ibunya berhenti karena hamil dan melahirkan Tabarak. Ini kemudian membuat hanya sang Ayah yang meneruskan untuk menghafal Al-Qur`an secara lengkap. Meski demikian, Rasha akhirnya mampu mengkhatami al-Quran bersama dengan anaknya, Tabarak, setelah ia menghapal Al-Qur`an.
“Selain menghafal Al-Qur`an, Tabarak juga menghafal Qaidah an-nuraniyyah, Qiraah Quran as-sab’ ah (kaidah qiraah yang tujuh), dua nazam (kaidah) tajwid: yang satu terdiri atas lebih dari 150 bait syait, sedangkan yang lain terdiri atas lebih dari 80 bait.” Ujar Kamil.
Rasha mendapati bahwa Tabarak merasa sulit untuk menghafal ayat dayn (ayat utang) yang merupakan ayat terpanjang dalam Al-Quran. Demikian juga dengan ayat warisan (ayah mawarits). “Ia (Tabarak) kini mulai bertanya padaku tentang makna dan tafsir ayat-ayat tersebut karena ia mencoba untuk memahami Al-Quran secara lengkap,” kata sang Ibu
Kamil senantiasa menemani Tabarak dan teman-temannya selama ia menghafal al-Quran. Ini terutama karena anak dalam fase usia dini memiliki kekuatan hapalan yang tinggi. Kamil dan Rasha menyediakan mereka susu dan kurma demi menghidupkan sunah Nabi. Hal ini dilakukan kepada putranya sejak awal ia menghafal.
Penghafal Al-Qur`an termuda di dunia ini terus mengulang-ulangi bacaan ayat-ayat Alquran untuk adiknya, Yazid Tamamuddin, yang lebih muda satu setengah tahun darinya. Adiknya sudah hapal dua belas juz Al-Qur`an. Ia “iri” pada sang kakak yang mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya. Karena itu, sang adik berusaha untuk meniru untuk memperoleh hadiah yang telah diberikan ayah ibunya pada kakaknya. Hal inilah yang menjadikan sang adik dapat membaca ayat-ayat, Al-Quran, buku, juga koran sebelum ia masuk sekolah.
Menurut Rasha, anaknya telah menghapal 80 persen Al-Quran ketika di rumah, sedangkan sisanya ia hapal ketika bergabung dengan halaqah tahfidz (kumpulan penghafal)—yang pada awalnya menolak Tabarak karena usianya yang masih muda, namun kemudian menerima karena ia telah menghafal lebih dari separuh Al-Quran.
Pangeran Mishaal bn Majed, Gubernur Jeddah menganugerahi penghargaan kepada Tabarak Labudi setelah ia memenangi kompetisi penghafal Al-Quran termuda di dunia. Ini berlangsung pada acara yang ke-29 di Jam’iyah khairiyah litahfizil quran, Jeddah, selain juga menganugerahi kepada 750 anak yang juga berhasil menghafal Al-Qur`an pada tahun ini
Sumber : ibnukatsir.or.id
0 komentar:
Posting Komentar