"Dan sungguh benar-benar telah kami mudahkan Al Quran untuk dihafal maka adakah orang yang mau menghafal"

Selasa, 31 Maret 2015

Pengaruh Al Qur’an dalam Kehidupan


Melihat kondisi ummat islam saat kini apa kira-kira yang sangat mendesak untuk dilakukan? Iya, yang sangat mendesak untuk dilakukan adalah kembali kepada Al Qur’an (ar ruju’ ilal qur’an), bukan untuk sekedar dibaca, bukan juga untuk diperdengarkan ayatnya, bahkan tidak juga untuk sekedar ditadaburi, tidak juga hanya untuk dihafalkan maupun untuk dikaji dari aspek saintisnya kemudian kagum dengan kemukjizatannya. Namun kita perlu kembali kepada Al Qur’an lebih dari itu, kita perlu kembali kepada Al Qur’an secara menyeluruh dan meyakini segala rahasia-rahasia yang terkandung didalamnya baik yang sudah terungkap maupun yang tak terungkap, dan keajaiban-keajaibannya yang tak pernah habis dipelajarinya.


Rahasia-rahasia Al Qur’an snediri telah diungkap oleh Rosululloh SAW secara gamblang dalam sabdanya :

سَتَكُونُ فِتَنٌ قُلْتُ وَمَا الْمَخْرَجُ مِنْهَا قَالَ كِتَابُ اللَّهِ كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ نَبَأُ مَا قَبْلَكُمْ وَخَبَرُ مَا بَعْدَكُمْ وَحُكْمُ مَا بَيْنَكُمْ هُوَ الْفَصْلُ لَيْسَ بِالْهَزْلِ هُوَ الَّذِي مَنْ تَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍ قَصَمَهُ اللَّهُ وَمَنْ ابْتَغَى الْهُدَى فِي غَيْرِهِ أَضَلَّهُ اللَّهُ فَهُوَ حَبْلُ اللَّهِ الْمَتِينُ وَهُوَ الذِّكْرُ الْحَكِيمُ وَهُوَ الصِّرَاطُ الْمُسْتَقِيمُ وَهُوَ الَّذِي لَا تَزِيغُ بِهِ الْأَهْوَاءُ وَلَا تَلْتَبِسُ بِهِ الْأَلْسِنَةُ وَلَا يَشْبَعُ مِنْهُ الْعُلَمَاءُ وَلَا يَخْلَقُ عَنْ كَثْرَةِ الرَّدِّ وَلَا تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ وَهُوَ الَّذِي لَمْ يَنْتَهِ الْجِنُّ إِذْ سَمِعَتْهُ أَنْ قَالُوا { إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا } هُوَ الَّذِي مَنْ قَالَ بِهِ صَدَقَ وَمَنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ وَمَنْ عَمِلَ بِهِ أُجِرَ وَمَنْ دَعَا إِلَيْهِ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ خُذْهَا إِلَيْكَ يَا أَعْوَرُ
Akan terjadi beberapa fitnah. Aku bertanya, Apa jalan keluarnya?  Beliau menjawab: 'Kitabullah. Kitabullah. Di dalamnya terdapat kisah kaum sebelum kalian, kabar kaum setelah kalian & ketentuan hukum di antara kalian. Ia adalah kitab yg jelas & pasti, bukan senda gurau. Ia adalah kitab yang jika ditinggalkan oleh orang-orang yg sombong, niscaya akan dibinasakan oleh Allah. Barangsiapa mencari petunjuk pada kitab selainnya, niscaya Allah akan menyesatkannya, sebab ia adalah tali Allah yang kuat. Ia adalah peringatan yang bijaksana. Ia adalah jalan yang lurus. Dengannya hawa nafsu tak akan menyimpang & lisan tak akan keliru. Para ulama tak pernah merasa kenyang & bosan karena banyak pengulangan serta keajaibannya tak pernah habis. Ia adalah kitab yang tak akan habis jika didengar oleh bangsa jin, hingga mereka berkata:
'(Sesungguhnya kami telah mendengar Al Qur'an yang menakjubkan) ' (Qs, Al Jin: 1). Ia adalah kitab yg jika siapa saja berkata dengannya, pasti benar, siapa yang memutuskan perkara dengannya, pasti adil, siapa yang beramal dengannya, pasti diberi pahala & siapa yg menyeru kepadanya, pasti ditunjukkan ke jalan yang lurus.' Ambillah ia untukmu, hai A'war. [HR. Darimi].

Sungguh generasi terdahulu ummat ini telah memberikan contoh nyata bagi kita bagaimana sikap mereka terhadap Al Qur’an dan risalah (misi) yang terkandungnya, lalu mereka bertabi’at dengan tabiat pada manhaj Qur’an. Mereka menimba ilmu dari sumber ajaran islam yang asli, berakhlak dengan akhlak Al qur’an.
Rosululloh SAW bersabda :
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللَّهِ ؛ فَتَعَلَّمُوا مِنْ مَأْدُبَتِهِ مَا اسْتَطَعْتُمْ .. إِنَّ هَذَا حَبْلُ اللَّهِ ، وَهُوَ النُّورُ الْمُبِينُ وَالشِّفَاءُ النَّافِعُ ، عُصِمَ مَنْ تَمَسَّكَ بِهِ ، وَنَجَا مَنِ اتَّبَعَهُ ، لاَ يَعْوَجُّ فَيُقَوَّمُ ، وَلاَ يَزِيغُ فَيُسْتَعْتَبُ ،وَلاَ تَنْقَضِي عَجَائِبُه
Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah ma’dubah Allah ( sumber ajaran hasil ciptaan Allah ). Oleh karena itu belajarlah kalian dari sumber ajaran Allah semampu kalian. Sesungguhnya Al Qur’an itu tali Allah, cahaya Nya yang terang, penyembuh penyakit dan pembawa manfaat. Al Qur’an dapat menjadi pelindung bagi orang yang berpegang teguh dengannya. Dia akan memberikan keselamatan kepada orang yang mengikuti ajarannya. Tidak ada sesuatu yang bengkok melainkan akan menjadi lurus. Tidak ada yang berjalan di jalan yang menyimpang melainkan akan mendapatkan teguran. Tidak akan sirna keajaiban-keajaiban di dalamnya. Tidak diciptakan untuk banyak dibantah. 
Pengaruh Al Qur’an bagi bangsa Arab
Sungguh Assabiqunal Awwalun merupakan generasi pertama yang menerapkan karakter qur’an dalam kehidupan nyata mereka. Maka satu ungkapan yang bisa kita katakan, barang siapa yang mendidik dirinya sesuai dengan manhaj langit dengan berpegang teguh dengan al Qur’an dan Sunnah niscaya ia akan mengendalikan dunia dan memenuhinya dengan cahaya keadilan.  Memakmurkan bumi dengan menyebarkan panji tauhid, dan menumpas kekufuran, kesyirikan, kejahiliyahan dan permusuhan. Maka jadilah mereka bersatu diatas kalimat tauhid, akhlak dan perangainya bersandar kepada al Qur’an dan sunnah.
Sungguh al Qur’an benar-benar memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam mengikat keimanan kepada Alloh ta’ala dan mengajak kepada kemuliaan akhlak dan melarang segala bentuk yang mengarah pada kerendahan dan kenistaan akhlak. Dimulai semenjak al Qur’an ini diturunkan kepada Rosululloh SAW, pengaruh al Qur’an begitu nyata baik secara akidah maupun prilaku, dimana al Qur’an mampu merubah adat kebiasaan jahiliyah bangsa arab menjadi islamiyah, merubah kesyirikan menjadi keimanan. 
Tentu saja dahsyatnya pengaruh al qur’an tidak hanya berlaku bagi bangsa arab kala itu saja, namun, pengaruh al Qur’an akan dirasakan oleh siapapun dahulu hingga hari ini dan esok pada generasi penerus ummat ini. Sebab kemukjizatan al Qur’an tidak akan pernah habis di telan waktu. Siapapun akan merasakan pengaruh luar biasa dalam hidupnya selagi ia berpegang teguh dengan Al Qur’an.
Jika mau dicermati lebih jauh pengaruh al Qur’an bagi bangsa arab ini mengarah pada dua jenjang kehidupan yaitu: pengaruh kehidupan secara sosisal dan pengaruh terhadap kehidupan individu. 
Contoh Pengaruh al Qur’an terhadap individu kita bisa melihat salah satu sahabat Rosululloh SAW yang bernama Umar bin Khotob, Beliau adalah seorang pemimpin orang-orang kafir yang sangat keras permusuhannya terhadap kaum muslimin, beliau akan membunuh siapa saja yang masuk islam. Sehingga beliau sangat marah ketika mengetahui saudari perempuannya yang bernama Fatimah masuk islam bersama dengan suaminya Sa’id bin Zaid, namun tatkala beliau mendapati fathimah dan suaminya sedang membaca Al Qur’an beliaupun mendengarkannya, maka dalam tempo yang sangat singkat itu beliau langsung masuk islam dan mulai saat itulah ayat al Qur’an yang pertama kali beliau dengar telah merubah segala sisi kehidupannya.
Adapaun pengaruh al quran bagi kehidupan social bangsa arab dalam arti yang luas yaitu meliputi pendidikan ruhiyah dan akhlakiyah (iman dan perilaku) kita bisa melihat sosok pembesar quraisy, yang bernama ja’far bin abi thalib setelah masuk islam. Hal ini tergambar dalam dakwah yang beliau sampaiakan kepada raja Najsyi saat beliau dengan sahabatnya mencari suaka, Diantara dakwah yang beliau sampaikan kepada raja najasyi saat itu adalah :
" أَيُّهَا الْمَلِكُ .. كُنَّا قَوْماً أَهْلَ جَاهِلِيَّةٍ ؛ نَعْبُدُ الأَصْنَامَ وَنَأْكُلُ الْمَيْتَةَ وَنَأْتِي الْفَوَاحِشَ وَنَقْطَعُ الأَرْحَامَ وَنُسِيءُ الْجِوَارَ وَيَأْكُلُ الْقَوِيُّ مِنَّا الضَّعِيفَ ، فَكُنَّا عَلَى ذَلِكَ حَتَّى بَعَثَ اللَّهُ تَعَالَى إِلَيْنَا رَسُولاً مِنَّا نَعْرِفُ نَسَبَهُ وَصِدْقَهُ وَأَمَانَتَهُ وَعَفَافَهُ ، فَدَعَانَا إِلَى اللَّهِ لِنُوَحِّدَهُ وَنَعْبُدَهُ وَنَخْلَعَ مَا كُنَّا نَعْبُدُ نَحْنُ وَآبَاؤُنَا مِنَ الْحِجَارَةِ وَالأَوْثَانِ ، وَأَمَرَنَا بِصِدْقِ الْحَدِيثِ وَأَدَاءِ الأَمَانَةِ وَصِلَةِ الرَّحِمِ وَحُسْنِ الْجِوَارِ وَالْكَفِّ عَنِ الْمَحَـارِمِ وَالدِّمَاءِ ، وَنَهَانَا عَنِ الْفَوَاحِشِ وَقَوْلِ الزُّورِ وَأَكْلِ مَالِ الْيَتِيمِ وَقَذْفِ الْمُحْصَنَاتِ ، وَأَمَرَنَا أَنْ نَعْبُدَ اللَّهَ تَعَالَى وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، وَأَمَرَنَا بِالصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ وَالصِّيَام "
“Wahai raja! Ketahuilah dahulu kami adalah kaum jahiliyah, penyembah berhala, pemakan bangkai, pezina, memutus persaudaraan, menyakiti tetangga, yang kuat menindas yang lemah. Dan itu kami lakukan sampai Akhirnya Alloh mengutus seorang Rosul kepada kami, yang kami mengenali nasabnya, kejujurannya, integritasnya dan harga dirinya, lalu beliaupun mengajak kami kepada Alloh untuk mentauhidkannya dan beribadah hanya kepadanya, serta meninggalkan sesembahan yang kami dan nenek moyang kami menyembahnya berupa batu dan pohon, beliau menyuruh kami berkata jujur, berlaku amanah, menyambung persaudaraan, berbuat baik pada tetangga, dan meninggalkan dari makanan haram dan darah, melarang kami berbuat zina, dan berkata dusta, memakan harta anak yatim dan menuduh berzina orang baik-baik. Menyuruh kami untuk menyembah Alloh semata dan tidak menyekutukannya, menyuruh kami menegakkan sholat, membayar zakat dan puasa."
Dari perkataan Ja’far bin Abi Tholib diatas beliau menguraikan beberapa/sebagian dari perilaku buruk yang menjadi kebiasaan bangsa arab kala itu, yaitu ada 6 point:
  1. Menyembah berhala, dan segala agama yang justru merendahkan penganutnya saat dia sujud bukan kepada Alloh namun pada makhluk ciptaanNya.
  2. Memakan bangkai, dimana hal ini akan berbahaya bagi pemakannya 
  3. Berzina, ini mencakup segala bentuk kekejian seperti zina, sodomi dsb. 
  4. Memutus persaudaraan, hal ini yang menjadi pemicu timbulnya perpecahan diantara mereka 
  5. Menyakiti tetangga
  6.  Penindasan terhadap kaum yang lemah, ini merupakan perilaku primitif
 
 
 
 
Dikutip dari tulisan Syaikh DR Ismail Abdurrahman Dosen Ushul Fiqh Al Azhar Qairo

    0 komentar:

    Posting Komentar